Bahaya Memperolok-olok Agama

Oleh: Dr. Amin Abdullah As-Syaqawi

Segala puji hanya bagi Allah SWT, selawat dan salam ke atas baginda Rasulullah SAW, dan aku bersaksi bahwa tiada Tuhan yang berhak disembah dengan sebenarnya selain Allah yang Maha Esa, tiada sekutu bagi -Nya dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan utusanNya…Amma Ba’du:

Dia antara dosa besar yang boleh membuat pelakunya keluar dari Islam dan menyebabkan dia kekal dalam neraka Jahannam adalah memperolok-olok Allah, Rasul -Nya, kitab -Nya dan orang-orang yang beriman. Melihat pembahasan judul ini sangat luas, maka saya akan membatasinya pada beberapa sub perbahasan berikut ini:

  1. Definasi memperolok-olok agama Islam.
Adapun definasi memperolok-olok agama, dalam bahasa arab disebut dengan (al-istihza’) dia adalah masdar dari kata istahza’a yastahzi’u yang bermakna mengejek atau bergurau secara halus, atau memperolok dan mempermainkan.

Sebagian ahli ilmu berkata:

"Memperolok-olok agama ini dapat dibagi menjadi dua bagian:

  • Memperolok-olok agama secara terang-terangan.

Seperti peristiwa yang menyebabkan turunnya ayat tentang larangan memperolok-olok agama, iaitu perkataan mereka: "Kami tidak pernah melihat orang yang sama seperti para hafiz al-Qur'an ini, mereka orang yang lebih pelahap dalam masalah makanan atau perkataan lainnya dari mereka yang memperolok-olok agama Islam. Sama seperti perkataan sebagian orang dari mereka: " Agama kamu ini adalah agama yang kelima. Atau perkataan seseorang yang mengatakan pada ketika dia melihat orang yang menegakkan amar ma’ruf nahi mungkar: "Telah datang kepada kalian tokoh agama (dengan tujuan meperolok-oloknya), banyak lagi ungkapan yang serupa dan tidak terkira, yang diungkapkan dengan mudahnya melebihi cemuhan orang-orang munafik yang pada mereka turun ayat (surat at taubah:65).”

Syekh Al-Fauzan (semoga Allah melindunginya) berkata: "Termasuk dalam perkara ini apa yang dikatakan oleh sebahagian mereka: "Islam tidak sesuai untuk abad ke 20, Islam hanya sesuai untuk abad pertengahan, sebab Islam mencerminkan kemunduran dan ortodoks, di dalamnya terdapat kekerasan dan kekejaman dalam penjatuhan hukum-hukum dan ta’zir, Islam menzalimi hak-hak wanita kerana dibolehkannya perceraian dan poligami. Juga ungkapan mereka yang mengatakan: "Berhukum dengan hukum konvensional lebih baik daripada berhukum dengan hukum Islam". Dan mereka berkata tentang orang yang menyeru kepada tauhid dan mengingkari penyembahan terhadap kubur dan nisan: "Ini adalah orang yang extrim", atau mengatakan: "Dia ingin memecah belah kaum muslimin" atau "Ini adalah wahhabi", atau "Ini adalah mazhab yang kelima", atau dengan mengatakan: "Agama itu bukan pada rambut", hal ini dikatakannya untuk memperolok-olok mereka yang memanjangkan janggut, dan perkataan lainnya yang sama dengan perkataan seperti ini, sebagai ungkapan yang mencerminkan adanya perlecehan terhadap agama, pemeluknya dan memperolok-olok aqidah yang benar.

  • Memperolok-olok agama tidak dengan cara terang-terangan.

Maka pembahasan ini seperti laut yang tidak bertepi, contohnya memberi isyarat dengan kerdipan mata, mengeluarkan lidah, menjebirkan bibir, menyepak dengan tangan pada saat dibacakan Al-Qur’an atau ketika menegakkan amar ma’ruf nahi mungkar.


2. Hukum memperolok-olok agama

Adapun hukum memperolok-olok agama adalah kufur dan termasuk salah satu dari sepuluh perkara yang boleh membatalkan keislaman seseorang, seperti telah disebutkan oleh para ulama. Dan ini adalah termasuk dalam sifat orang munafiq yang paling utama. Dan dalil-dalil yang menegaskan hal tersebut sangat banyak:

Maksud firman Allah;

"Mereka (orang-orang munafik itu) bersumpah dengan (nama (Allah,
bahwa mereka tidak mengatakan (sesuatu yang menyakitimu).
Sesungguhnya mereka telah mengucapkan perkataan kekafiran, dan telah
menjadi kafir sesudah Islam, dan menginginkan apa yang mereka tidak
dapat mencapainya
”.(QS. Al-Taubah: 74)

Allah SWT berfirman bermaksud:

"Sesungguhnya orang-orang yang berdosa, adalah mereka yang dahulunya (di dunia) menertawakan orang-orang yang beriman. Dan apabila orang-orang yang beriman lewat di hadapan mereka, mereka saling mengedip-ngedipkan matanya. Dan apabila orang-orang berdosa itu kembali kepada kaumnya, mereka kembali dengan gembira. Dan apabila mereka melihat orang-orang mukmin, mereka mengatakan: "Sesungguhnya mereka itu benar-benar orang-orang yang sesat", (QS. Al-Muthafifin: 29-32)

Allah SWT berfirman bermaksud;

"Dan jika kamu tanyakan kepada mereka (tentang apa yang mereka lakukan itu), tentulah mereka akan menjawab: "Sesungguhnya kami hanyalah bersenda gurau dan bermain-main saja". Katakanlah: "Apakah dengan Allah, ayat-ayat -Nya dan Rasul -Nya kamu selalu berolok-olok?".
(QS. Al-Taubah: 65)

Sebab turunnya ayat ini adalah dari Ibnu Umar, Muhammad bin Ka’ab dan Zaid bin Aslam serta Qotadah:

"Mereka dalam sebuah pembicaraan bahwa seorang lelaki bersama Nabi Muhammad SAW pada saat perang Tabuk lalu dia berkata: "Kami tidak pernah melihat orang yang sama dengan para penghafal Al-Qur’an ini, mereka paling kuat dalam urusan makan, paling dusta dalam pembicaraan dan paling pengecut saat berhadapan dengan musuh”. Yang dimaksud dengan pernyataan mereka ini adalah Nabi dan para shahabatnya yang ahli dalam membaca Al-Qur’an, (semoga Allah meridhai mereka semua). Maka Auf pergi menghadap Nabi namun Al-Qur’an telah mendahului Auf, kemudian lelaki yang mengejek itupun datang kepada Rasulullah SAW padahal beliau telah pergi dan diapun mengendarai untanya. Maka dia berkata,“Wahai Rasulullah kami hanya bergurau dan bermain, kami berbicara dengan pembicaraan dalam perjalanan guna menghilangkan rasa letih dalam perjalanan", maka Umar berkata: "Aku seakan-akan melihatnya bergantungan pada tali pelana unta Rasulullah SAW sedangkan kerikil-kerikil melukai kedua kaki orang tersebut sambil mengatakan; "Kami hanya bermain dan begurau", maka Rasulullah SAW bersabda dengan membaca ayat:


قُلْ أَبِاللّهِ وَآيَاتِهِ وَرَسُولِهِ كُنتُمْ تَسْتَهْزِئُونَ

Rasulullah SAW tidak sedikitpun menoleh kepadanya dan tidak pula berkata lebih dari perkataan tersebut”.

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimhullah berkata, “Memperolok-olok Allah, ayat-ayatNya, dan RasulNya adalah kekafiran yang mengeluarkan seseorang dari keimanannya”.

Imam Nawawi rahimahullah berkata, “Dan seandainya sesorang berkata pada saat dia meneguk segelas khamar atau mendatangi perbuatan zina kemudian dia membaca Bismillah, guna merendahkan Allah maka dia telah kafir”.

Syekh Muhammad bin Abdul Wahhab rahimahullah berkata di dalam kitabnya Al-Tauhid (Bab man hazala bi syai’in fihi zikrullah au Al-Qur’an au rasul wa fihi masa’il)

Bab tentang orang yang mempermainkan bagian tertentu dari sesuatu yang terdapat pada nama Allah, Al-Qur’an atau RasulNya maka di dalamnya terdapat beberapa masalah:

Yang pertama: Ini merupakan yang paling, besar bahwa orang yang mempermainkannya maka dia telah kafir.

Syeikh Sulaiman bin Abdullah bin Muhammad bin Abdul Wahhab berkata,“Para ulama telah sepakat bahwa orang yang melakukan hal itu maka dia telah kafir, maka barangsiapa yang memerolok-olok Allah, kitab-Nya, RasulNya atau agamaNya maka dia telah kafir sekalipun hanya bermain-main, dan dia tidak bermaksud memperolok-olok, hal ini berdasarkan ijma ulama”.

Dan Syeikh Muhammad bin Ibrahim rahimahullah ditanya: "Apakah orang yang membenci janggut dan mengatakan kepada orang yang memeliharanya sebagai orang yang kotor, apakah dia murtad?. Dia menjawab, “Jika dia mengetahui bahwa perkara ini ada dalam sunnah Nabi,berarti tindakannya tersebut termasuk memperolok-olok agama yang dibawa oleh Rasulullah SAW, maka dia layak dianggap sebagai orang yang murtad.

Termasuk kemurtadan dari agama Allah apa yang dikatakan oleh sebahagian generasi kaum muslimin berupa kata-kata kekafiran yang bisa menyebabkan si pelaku murtad sedangkan mereka tidak menyedarinya.

Dari Abi Hurairah RA bahwa Nabi bersabda, “Sesungguhnya seseorang lelaki mengungkapkan sebuah perkataan sementara dia tidak menyedarinya namun akhirnya dia terjerumus ke dalam api neraka lebih jauh dari jarak antara timur dan barat”.

3. Taubatnya orang yang memperolok-olok agama Islam dan apakah taubatnya diterima ?

Adapun tentang taubat bagi orang yang memperolok-olok agama, maka Syeikh Utsaimin rahimahullah berpendapat di dalam kitabnya Al-Qaulul Mufid fi Syarhi Kitabit Tauhid bahwa para ulama berbeda pendapat tentang hukum orang yang mencela Allah dan Rasul-Nya atau kitab-Nya, apakah taubatnya diterima atau tidak?. Ada dua pendapat;

  • Pertama; Tidak diterima taubatnya, namun dia harus dibunuh
    sebagai orang kafir, dia tidak dishalatkan, tidak dido’akan untuk mendapat
    rahmat dan pendapat inilah yang masyhur dalam mazhab Hambali.
  • Kedua: Taubatnya diterima jika kita mengetahui kesungguhannya
    dalam bertaubat dan mengakui kesalahannya lalu mensifati Allah SWT
    dengan sifat yang agung.

4. Bentuk-bentuk memperolok agama pada masa kita sekarang ini?


Di antara bentuk mengolok-olok agama yang kita dengar dan saksikan pada masa-masa ini adalah perkataan buruk dan gambar-gambar yang mengejek yang ditulis baik di koran-koran dan majalah-majalah, mereka menganggapnya sebagai hiburan padahal di dalamnya terdapat
kekafiran dari agama.

Salah seorang di antara mereka ada yang menggambar seekor ayam jantan yang diikuti oleh empat ekor ayam betina, untuk memperolok-olok poligami, yang lain menulis makalah yang menyerang hijab dan dia beranggapan bahwa mengenakan hijab berarti keterbelakangan dan
ortodoks, sementara yang lain diperdaya oleh setan terhadap keburukan perbuatannya, maka dia menjadikan Al-Quran yang dibaca seperti menyanyikan sebuah lagu yang diiringi musik. Semoga Allah menghindarkan kita dari perilaku tersebut.

Maka harus diketahui bahwa kita wajib menghindari perbuatan orang
yang memperolok-olok agama, dan memperingatkan mereka bahwa dosanya
sangat besar dan bahaya terhadap agama, namun jika mereka tidak mau
menerima maka kita tidak boleh duduk bersama mereka dalam satu majlis.


Allah SWT berfirman bermaksud:

"Dan sungguh Allah telah menurunkan kepada kamu di dalam Al Qur'an
bahwa apabila kamu mendengar ayat-ayat Allah diingkari dan diperolokolokkan
(oleh orang-orang kafir), maka janganlah kamu duduk beserta
mereka, sehingga mereka memasuki pembicaraan yang lain. Karena
sesungguhnya (kalau kamu berbuat demikian), tentulah kamu serupa dengan
mereka. Sesungguhnya Allah akan mengumpulkan semua orang-orang
munafik dan orang-orang kafir di dalam Jahanam”.
(QS. Al-Nisa’: 140)





Comments

  1. KAJIAN SEMASA MENGENAI PERKEMBANGAN WAHABBI DI MALAYSIA, SILA GOOGLE TAJUK-TAJUK SEPERTI DI BAWAH INI:-

    (a) http://www.mediafire.com/?ne2dmyeinzo
    (b) Jaringan Wahabbi Sdn Bhd
    (c) Jom Kenali Dr Maza & Co
    (d) Ahlul Bait Yang Dicerca
    (e) Tok Ayah Zid Kedai Lalat
    (f) Kuasa Tiang Kepada Cita-cita
    (g) 40 Mutiara Hikmat Serambi Mekah
    (h) TAJUK KHAS - BANGSA MELAYU MENGIKUT ULAMA ASWJ

    FAKEH KHALIFAH SAKA

    ReplyDelete

Post a Comment

Pandangan Anda ?

Popular posts from this blog

Tasrif (تصريف): Pengenalan

Tanda Al-Ismu:"ا ل" dan التنوين

Mengenal Kata Nama الأسم